Sabtu, 01 Maret 2014

Hubungan menggemparkan Ratu Inggris Dengan Pembatunya Yang Muslim

ini tentang hubungan Ratu Viktoria dari Inggris dengan pembantunya Abdul Karim yang saya kutip dari BBC Indonesia, wah gak kebayang seorang muslim berada dalam posisi tinggi di saat kerajaan Iggris sedang di puncak kekuasaannya. silahkan baca lebih lanjut.

Hubungan mendalam antara Ratu Victoria dan pembantu dekatnya asal India dikukuhkan oleh penemuan buku harian yang kemudian dipakai sebagai bahan merevisi buku tentang Ratu Victoria dan guru bahasa Urdu-nya.

Penulis Shrabani Basu menerbitkan buku tentang hubungan dekat sang Ratu dengan Abdul Karim, yang dilukiskan sebagai pria muda muslim India yang tampan.
Karim baru berumur 24 tahun waktu pertama kali tiba di Inggris dari Agra untuk melayani meja sang Ratu pada peringatan tahun emas penobatan Ratu tahun 1887, empat tahun setelah pembantu dekat Ratu sebelumnya, John Brown, meninggal dunia.
Karim dipersembahkan kepada ratu sebagai "persembahan dari India".
Hanya dalam tempo setahun, Karim kemudian muncul sebagai sosok yang berpengaruh di pengadilan, dan kemudian menjadi guru bahasa sang Ratu dan mengajarinya pelajaran Urdu dan masalah India.
Karim kemudian menjadi pengaruh kuat dalam kehidupan Ratu Victoria -seperti Brown yang jadi salah satu orang paling dipercaya Ratu- bahkan sampai ditampilkan jauh diatas status sebagai pembantu.
"Dalam surat-menyurat selama tahun-tahun Karim tiba di Inggris hingga tahun kematian Ratu pada 1901, Ratu Victoria selalu menyudahi suratnya dengan tanda 'ibu yang menyayangimu' dan 'sahabat karibmu'," kata penulis Shrabani Basu pada BBC.
"Bahkan beberapa kali tanda tangannya berupa rangkaian ciuman, hal yang sangat tidak biasa saat itu."
Meski demikian Basu membantah dugaan hubungan keduanya merupakan jalinan percintaan meski keduanya diketahui menghabiskan waktu berduaan di di rumah peristirahatan di atas bukit yang sebelumnya pernah ditinggali Ratu dan John Brown.
"Saat Pangeran Albert suami sang Ratu meninggal dunia, Victoria mengatakan dirinya adalah suami, sahabat, ayah dan ibunya," tambah Basu. "Saya rasa peran itu yang dimainkan Abdul Karim kemudian."

Ditentang keluarga

Pengaruh Karim terhadap Ratu sangat besar sampai-sampai kemudian Ratu menulis perintah agar Karim mendapat kehormatan sebagai pelayat utama saat Ratu meninggal dunia di Istana Windsor.
Basu mengatakan Ratu yang sudah lanjut usia sengaja mengeluarkan perintah ini meski dia tahu persis kalau perintah itu akan ditentang keluarga kerajaan.
"Kalau (sebelumnya) keluarga kerajaan tidak suka pada Brown, maka mereka sangat membenci Abdul Karim."
Ratu Victoria dalam sebuah lukisan
Ratu Victoria menjadi penguasa Inggris pada puncak kejayaannya menguasai koloni
Selama melayani ratu, Karim mendapat kehormatan sebagai anggota keluarga kerajaan kala bepergian keliling Eropa bertemu dengan kalangan ningrat dan para pejabat tinggi lainnya.
Dia mengajarkan bahasa Urdu dan Hindi, memperkenalkan Ratu pada kari, yang kemudian jadi bagian dari menu harian di istana, dan akhirnya menjadi sekretaris kepercayaannya.
Karim dan keluarganya kemudian mendapat banyak fasilitas dan kemudahan berkat hubungan baik dengan Ratu.
Ayah Karim misalnya diduga sebagai orang pertama yang menghisap hookah (sejenis rokok dengan pipa air) di istana Windsor, meski Ratu melarang orang merokok disana.
Guru bahasa sang Ratu ini juga terkenal di lingkaran pejabat istana, selalu mendapat tempat duduk terbaik di opera dan acara banquet, diizinkan main billiar di istana kerajaan dan punya kereta dan sais pribadi.

Dipecat mendadak

Pengaruh Karim bukan hanya soal makan kari dan belajar bahasa, meskipun kemudian Ratu juga menggunakan Urdu dan Hindi untuk menulis dan memberikan selembar foto bertandatangan namanya dalam bahasa Urdu pada Karim.
Ratu menggunakan pelajaran Karim tentang situasi di India untuk mencela para Gubernur Jendral yang diutus Inggris untuk mengepalai koloni di India dalam menjalankan tugasnya mengatasi persoalan di negeri jajahan itu.
"Pada saat kekaisaran Inggris di puncak tertingginya, seorang pria muda muslim menempati peran utama sebagai pengaruh terhadap pemegang tahta"
Shrabani Basu
Pada ujung abad 19 dimana India diwarnai dengan kekerasan akibat ketegangan dengan penguasa Inggris, situasi ini membuat para Gubernur Jendral berang.
"Pada saat kekaisaran Inggris di puncak tertingginya, seorang pria muda muslim menempati peran utama sebagai pengaruh terhadap pemegang tahta," kata Basu melukiskan.
"Hubungan ini menimbulkan shock di kalangan pejabat kerajaan dan boleh dibilang merupakan hubungan yang lebih menimbulkan kontroversi ketimbang dugaan skandal Ratu dengan Brown."
Begitu gusarnya keluarga kerajaan terhadap hubungan istimewa antara Ratu dan pembantunya ini, hanya dalam hitungan jam setelah ratu dimakamkan, putranya Raja Edward VII memecat Abdul Karim tanpa peringatan. Raja juga memerintahkan agar seluruh catatan tentang hubungan Karim dengan Ratu dimusnahkan.
Namun bagian dari bukti sejarah hubungan itu, yang disimpan di Inggris dan India akhirnya ditemukan penulis Shrabani Basu di India dan Pakistan, dimana keturunan Karim menetap.
Diari Karim diisimpan oleh keluarganya yang masih hidup setelah kematiannya tahun 1909.
Diari itu beserta dokumen surat-menyurat dengan sang Ratu dibawa pulang ke India setelah pemecatan oleh Karim dan keponakannya, Abdul Rashid, dan kemudian diselundupkan ke Pakistan 40 tahun setelah keluarganya pindah akibat kekerasan selama pemisahan negara itu dari India.

Bagikan ke Teman Anda

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: